Tentang DIA
Sepasang bola mata dibalik bingkai hitam itu memandang ke arah kerumunan orang. Ia duduk sendiri sambil menselonjorkan kakinya. Bias cahaya matahari mengenai wajahnya, hingga sinar kuningnya berpadu dengan kulit sawo matang itu. Kedua tangannya menopang tubuhnya di belakang. Aku yang berada jauh di seberangnya, tak sadar jadi memperhatikan. Ia tersenyum kecil masih tanpa menoleh. Tentu senyum yang hanya bisa kau lihat apabila kau benar-benar memperhatikan karena ia hanya menaikkan bibirnya beberapa senti saja. Aku duduk memangku tangan, mengingat kenangan beberapa waktu lalu. Dulu, siapa pun yang duduk sendiri entah aku atau ia, kami akan saling menghampiri. Mengobrol banyak hal, mendiskusikan berbagai topik, hingga hampir berdebat namun masih sambil diiringi renyah tawa. Sekarang, kami duduk berjauhan bersebrangan dan saling mengetahui saja terasa sudah cukup. Anggap saja, kami sedang saling bercerita dalam hati masing-masing. Aku tetap merasa sedang ditemani ia dari kejauha